Selasa, 07 Agustus 2012

SINTAKSIS

1.  Sintaksis (Yunani) : Merangkai menyusun kata-kata menjadi kalimat.

Sintaksis dibagi menjadi 3 jenis :
a.  Sintaksis Tradisional (Tata Bahasa Latin)

b.  Sintaksis Struktural (Ciri Struktural)

c.  Sintaksis Transformasional.

2. Struktur Sintaksis
limat
3. Ciri-ciri Kata: Satuan Bunyi Makna
- Kata Utama : Kata yang ditunjukkan dengan referensinya; disebut juga kata referensial fungsi.

- Kata Tugas/Kata Sarana : Kata yang tidak dapat ditunjukkan acuannya disebut juga kata non referensial.

Kata tugas/kata sarana betugas/berfungsi sebagai penanda sesuatu.


4. Rincian Kata Utama (Berdasarkan ciri-cirinya)

1) Nomina (Kata Benda)

Cirinya : - Berpasangan dengan kata sarana preposisi

- Preposisi: di, ke, dari, pada, daripada, kepada, untuk, dengan, oleh, tentang.

- diperjelas dengan kata petunjuk: ini, dan itu.

2) Adjektiva (Kata Sifat)

Cirinya : - Dapat didahului dengan kata sarana penanda aspek perbandingan, yaitu: paling, amat, sangat, lebih, agak.

Contoh : Paling putih; amat banyak; sangat senang; lebih pandai.

3)  Numeralia (Kata Bilangan)

Cirinya : - Dapat dipasangkan dengan kata sarana penanda sukatan/ukuran.

Contohnya kata sukatan : gram, liter, meter, volt, watt, skalarehter, derajat, menit, skon, buah biji, helai, lusin.

4)   Verba (Kata Kerja)

Cirinya : Bisa berkombinasi dengan kata sarana penanda aspek kekalaan dan aspek suasana (kekalaan berlangsungnya waktu)

Contoh : aspek kekalaan: akan, hendak, telah, sudah, sedang, belum.

Aspek suasana : dapat, boleh harus.

Contoh kata : akan makan, telah pergi, dapat diambil, dsb


5. Rincian Kata Sarana/Kata Tugas

1) Avrebia (tambahan dari verba)

Cirinya : Dalam pemakaian kalimat, kata-kata tersebut digunakan sebagai tambahan.

Contoh : sesungguhnya, sebenarnya, mungkin, ingin, mau, dapat.

Orang itu guru. *Orang itu sesungguhnya guru.

2)  Konjungsi (kata penghubung): kata sarana yang tugasnya menghubungkan dua bagian kalimat.
3) Interjeksi (kata seru): sebagai penanda keadaan emosi.

Contohnya: wahai, amboi, astaga, masa Allah, dsb.

4)  Artikel (kata sandang)

Contoh: si, sang, hang, dang.


6. Satuan sintaksis terdiri dari: kalimat, klausa, dan frasa.

7. Unsur-unsur kalimat terdiri dari: klausa, frasa, dan kata


Contoh kalimat: Unsur segmental kalimat:

1) ≠ Orang itu guru saya ≠---------------------------------------- Klausa

2) ≠ Anak itu saudara saya ≠-------------------------------------- Klausa

3) ≠ Orang itu guru saya, dan anak itu saudara saya ≠ -2-------- Klausa

4) ≠ Saudara saya ≠----------------------------------------------- Klausa

5) ≠ Saya ≠-------------------------------------------------------- Klausa

Keterangan:

-   Satu kalimat dibatasi oleh dua kesenyapan (≠) yaitu kesenyapan awal dan kesenyapan akhir.

-  Unsur segmental Kalimat No. 1 dan No. 2 terdiri dari satu kalimat

Kalimat No. 3 terdiri dari dua kalimat

Kalimat No. 4 terdiri dari satu frasa

Kalimat No. 5 hanya terdiri dari satu kata.


8. Dilihat dari fungsinya, kalimat terdiri dari kalimat berita, kalimat tanya dan kalimat suruh.
9. Intonasi akhir akan menunjukkan fungsi kalimat.
1) Anak itu saudara saya.

Termasuk kalimat berita (deklarasi), ditandai dengan intonasi turun di akhir kalimat

2) Apa itu?

Termasuk kalimat tanya (introgatif): untuk mengajukan pertanyaan kalimat ini ditandai dengan intonasi naik di akhir.

3) Pergi kamu!

Termasuk kalimat suruh (Imperatif): untuk menyuruh/mengajak. Ditandai dengna intonasi naik turun.

a. Kalimat perintah : Ambil!

b. Kalimat ajak : Ayo kita pergi! Mari kita kerjakan!

c. Kalimat larangan : Jangan membuang sampah sembarangan!

d. Kalimat persilakan : Silakan duduk! Silahkan duduk!

4) Merdeka!

Termasuk kalimat seru (Kal eksklamatif), intonasinya bisa berita, bisa tanya, bisa suruh, (tergantung situasinya).


10. Dilihat dari konstruksinya (bentuknya), kalimat dibagi menjadi:

1)   Kalimat berklausa, contohnya kalimat pada uraian No. 7 (1-5)

2)  Kalimat tidak berklausa, contohnya kalimat judul.


11. Dilihat dari jumlah klausanya, kalimat dibagi menjadi:

1)  Kalimat tunggal : kalimat yang terdiri dari satu klausa

2) Kalimat majemuk : kalimat yang terdiri dari lebih satu klausa.


Klausa

12. Contoh klausa


Orang itu, guru saya – FN1 + FN2

B agian klausa yang menjadi pokok ujaran atau pokok tuturan atau pokok pembicaraan disebut subjek.

Ciri-ciri struktural subjek:

- Berkatagori Nomina (kata benda) atau frasa nomina (FN)

- Bila letaknya pada awal klausa, intonasinya naik

§ Bagian klausa yang menjelaskan subjek berfungsi predikat

Ciri-cirinya struktural predikat:

1) Berkategori nomina (F) N, (Kata . Benda): orang itu guru saya

Berkatagori Adjektifa (F) A, (sifat): orang itu jujur

Berkatagori Numeralia (F) Nu, (Bilangan): Usia saya empat puluh tahun.

Berkatagori preposisi (F) nPre, (Kata . Depan): rumah saya di Cirebon.

Berkatagori Verba (F) V, (Kata Kerja): Ibu memasak

2) Bila mengikuti subjek intonasinya menurun, bila mendahului subjek intonasinya niak turun. Kalimat yang predikatnya mendahului subjek disebut kalimat infersi.

13. Struktur Kategorial dan Struktur Fungsional suatu klausa:
No
Contoh Klausa
Str. Kategorial
Str. Fungsi
1.
Orang itu guru saya
FN1 + FN2
S/P
2.
Orang itu jujur
FN + A
S/P
3.
Orang itu lima regu
FN + F Nu
S/P
4.
Orang itu di rumah
FN + F Pre
S/P
5.
Orang itu ada di rumah
FN + V
S/P
6.
Orang itu ada
FN + V + F Pre
S/P/K
7.
Orang itu bertanam padi
FN + V + N
S/P/L
8.
Orang itu menanam padi
FN + V + N
S/P/O
9.
Orang itu membaca
FN + V
S/P
10.
Orang itu membaca buku itu
FN1 + V + FN2
S/P/O
11.
Orang itu memberikan uang kepada saya
FN + V + N + F Pre
S/P/O/K
12.
Orang itu memberikan saya uang
FN + V + N1 + N2
S/P/O1/0

14. Struktur Peran
Contoh kalimat:

a. Orang itu berada di rumah

- Orang itu perannya sebagai pengalam

- Berada perannya sebagai tempat

- Di rumah perannya sebagai tempat


b. Orang itu menanam padi

- Orang itu perannya sebagai pelaku

- Menanam perannya sebagai aksi

- Padi perannya sebagai hasil (barang yang belum ada)


c. Orang itu menyapu lantai

- Orang itu perannya sebagai pelaku

- Menyapu perannya sebagai aksi

- Lantai perannya sebagai penderita (barang yang sudah ada)


d. Orang itu memberikan uang kepada saya

- Orang itu perannya sebagai pelaku

- Memberikan perannya sebagai aksi/perbuatan/kegiatan

- Uang perannya sebagai penderita/pasien

- Kepada perannya sebagai penanda

- Saya perannya sebagai penerima


e. Orang itu guru saya

- Orang itu perannya sebagai pengalam

- Guru saya perannya sebagai pengenal/identitas


f. Orang itu jujur

- Orang itu perannya sebagai pengalam

- Jujur perannya sebagai sifat


g. Orang itu lima regu

- Orang itu perannya sebagai pengalam

- Lima regu perannya sebagai jumlah


15. Konjungsi Ordinatif (netral: yaitu kata penghubung yang digunakan sebagai ciri kalimat majemuk setara/bebas.


Contoh konjungsi ordinatif: dan, serta, sedangkan, tetapi, namun, lantas, atau, lalu, bahkan, malahan, kemudian, apalagi, sehingga, dsb.

16. Konjungsi Subordinatif (mengikat): yaitu kata penghubung yang digunakan sebagai ciri kalimat majemuk bertingkat keterangan pengganti.

Contohnya: konjungsi subordinatif: ketika, sebelum, sesudah, setelah, semenjak, kalau, jika, apalagi, bilamana, manakala, seandainya, yang walaupun, meskipun, biarpun, sekalipun, karena, supaya, agar, bahwa.

17. Struktur fungsi gramatika bagian kalimat, dengan contoh:

Anak itu membeli buku ketika orang itu menjual baju. ≠≠ SPO K ≠≠

S P O - SPO

Orang itu mengatakan bahwa istrinya sakit. ≠≠ S P O ≠≠

S P L SP

Orang itu berkata bahwa istrinya sakit. ≠≠ S P L ≠≠

S P L SP

Anak yang berbaju biru itu membeli buku. ≠≠ S P O ≠≠

S P O SPL


18. Fungsi semantik konjungsi ordinat

a. Dan, serta: fungsi semantiknya penambah (+) atau adetif.

b. Tetapi, namun : fungsi semantiknya pertentangan (x)/kontras

c. Lalu, kemudian: fungsi semantiknya perturutan (-)/furturatif.

d. Atau: fungsi semantiknya pilihan ( ) atau alternative.

e. Bahkan, malahan, apalagi : fungsi semantiknya pelebihan/konsekutif.

f. Sehingga : fungsi semantiknya keakibatan atau konsekutif.


19. Fungsi semantik konjungsi subordinat


a. Ketika, setelah, sebelum, sesudah: fungsi semantiknya kesatuan atau temporal.

b. Kalau, jika, jikalau, bilamana, manakala: fungsi semantiknya kesyaratan/kondisional.

c. Walaupun, kendatipun, meskipun, biarpun, sekalipun: fungsi semantiknya ketakbersyaratan (konsesif).

d. Supaya, agar, fungsi semantiknya tujuang (final)

e. Karena: fungsi semantiknya kesabaran (kausal).

f. Bahwa: fungsi semantiknya ke isian (kontentif)

g. Yang: fungsi semantiknya pembatasan (restriktif)


20. Konstruksi gramatik suatu frasa: edo sentrik dan eksosentrik.

a. Frasa edosentrik: atributif, koordinatif, dan apositif

1) Atributif: diterangkan (D) menerangkan (M)/Pusat (P).

Atributif contohnya: ini buku saya  (P A)

2) Koordinatif (frasa yang setara)

Contohnya : Suami Istri = Suami dan Istri

Hutan rimba = Hutan dan Rimba

3) Apositif (bisa bertukar fungsi asal berpindah tempat)

Contoh : Gusdur, Presiden RI ke TIMTIM  (P A)

Presiden RI Gusdur ke TIMTIM   (P A)


b. Frasa eksosentrik: obyektif, direktif, konektif

1) Obyektif

Contohnya : Menulis saja sulit  (S P)

Pekerjaannya pengumpul beling  (S P)

2) Direktif

Contohnya : di rumah, di sekolah, kepada sekolah, kepada teman, untuk teman.

3) Konektif

Contohnya : Pekerjaannya adalah pengumpul beling.  (S P O)

SINTAKSIS
Sintaksis dibagi menjadi 3 jenis:

1. Sintaksis tradisional

2. Sintaksis struktural

3. Sintaksis transformasional


1.  Sintaksis tradisional berpijak apda tata bahasa latin dengan pemusatan pada makna/contoh.

Contoh : Kata benda adalah...........
Kata kerja adalah.............

2.  Sintaksis struktural berpijak pada bentuk/ucapan berpedoman pada ciri-ciri struktural, sintaksis berasal dari bahasa Yunani, terbentuk dari dua kata yaitu kata Sun + Tattein.

Sun : Mengatur, merangkai, menata

Tattein : Bersama-sama

Sintaksis : Merangkai kata-kata sehingga menjadi kalimat

Tatacara menyusun kata hingga menjadi kalimat

Ciri-ciri kata:


3.  Satuan bunyi makna

Kata-kata yang dapat ditunjukkan dengan referensinya dinamakan kata-kata referensial fungsi (kata utama).

Kata-kata yang tidak dapat ditunjukkan acuannya dimaksudkan disebut kata non referensial (kata tugas/kata sarana) bertugas sebagai penanda sesuatu.

Contoh: Oleh Raja (oleh: penanda pelaku, raja: orang yang melakukan).

Sepuluh jenis kata utama bisa terus bertambah:

1. Nomina (kata benda)

- Berpasangan dengan kata sarana:

a. Preposisi (di, ke, dari, pada, daripada, kepada, untuk, dengan, oleh, tentang)

b. Diperjelas dengan kata petunjuk (ini, itu)


2. Adjektiva (kata sifat)

- Dapat didahului dengan kata-kata sarana/tugas, penanda aspek perbandingan: (paling, amat, sangat, agak, lebih)


3. Numeralia (kata bilangan)

- Dapat dipasangkan dengan kata sarana, penanda, sukatan/ukuran.

Contoh: Gram, liter, meter, vol, watt, SR Herts, derajat, sekon, buah, biji, lembar, lusi dll)


4. Verba (kata kerja)

- Biasa berkomunikasi dengan kata sarana, penanda, aspek kekalaan.

Contoh: akan, hendak, telah, sudah, sedang, belum.

Berpasangan dengan penanda aspek suasana: dapat, boleh, harus.


5. Adverbia (termasuk kata sarana)

Cirinya: dalam pemakaian kalimat kata-kata tersebut digunakan sebagai tambahan.

Contoh: sesungguhnya, sebenarnya, agaknya, mungkin, rupanya, pasti, ingin mau, sebelumnya.


6. Konjungsi (kata penghubung)

Kata sarana yang tugasnya menghubungkan 2 bagian kalimat.
Contoh: dan, atau serta, tetapi, namun sedangkan, kemudian, lalu, ketika, sebelum, sesudah, setelah, semenjak, sehingga, jika kalau, jikalau, bilaman, andaikata, walaupun, meskipun, biarpun, kendatipun, supaya, agar, yang, bahwa.

7. Sarana interjeksi (kata seru)

Contoh: aduh, wah, amboi, aduhai, wahai, astaga.

8. Kata sarana sandang (artikel)
Contoh: si, sang, hang, dang

9. Preposisi (kata depan): di, ke, dari

Contoh:

1) Di pasar banyak orang

2) Saya pergi ke sekolah
3) Dari mana Anda?

10. Pronomina (kata ganti): Aku, saya, kita, kami, tuan, ia, dia mereka.

Contoh:

1) Aku berbelanja

2) Mari kita berdo’a

3) Mengapa mereka melihat?

KALIMAT
1. Orang itu guru saya
2. Anak itu saudara saya
3. Orang itu saya dan danak itu sadara saya
4. Saudara saya
5. Saya

Unsur segmental kalimat
1. Orang itu guru saya--------------------------------------------- klausa
2. Anak itu saudara saya------------------------------------------- klausa
3. Orang itu saya dan danak itu sadara saya----------------------- klausa
4. Saudara saya---------------------------------------------------- klausa
5. Saya------------------------------------------------------------- klausa

Satuan sintaksis : 1. Kalimat 2. Klausa 3. Frasa

Unsur sintaksis : Kata

Ambil buku i t u !

22 2 2 2 2 1

Intonasi akhir akan menunjukkan fungsi kalimat.

Contoh : 1. Anak itu saudara saya------ Kal. Berita/deklaratif-------- cirinya Intonasi menurun

2. Apa itu?--------------------- Kal. Tanya/Interogatif

3. Pergi kamu------------------ Kal. Suruh/Imperatif

4. Ayo Bangun---------------- Kal. Ajakan

Kedua cirinya intonasi turun naik

5. Merdeka-------------------- Kal. Seru/Ekslamatif--------- cirinya bisa menggunakan intonasi kalimat, berita, atau kalimat suruh.

Dilihat dari konstruksinya ada kalimat yang berklausa dan ada kalimat yang tidak berklausa.

Kalimat yang hanya terdiri dari satu klausa disebut kalimat tunggal.

Kalimat ang terdiri dari dua klausa atau lebih disebut kalimat majemuk.

Menurut M. Ramlan kaliat tunggal sama dengan kalimat sederhana.

Klausa

Orang itu//guru saya------------ FN1 + FN2

FN FN (2+3)

S

1. Subjek: bagian klausa yang menjadi pokok pembicaraan.

Ciri-ciri struktural:

- Berkategori nomina tau frase nomina (F) N

- Bila letaknya pada awal klausa intonasinya naik

2. Bagian klausa yang menjelaskan subjek berfungsi predikat.

Ciri-ciri struktural:

- B  erkategori Nomina atau Frase Nomina (F)N

- Berkategori adjektiva atau frase adjektiva (F)A

- Berkategori Numeralia atau Frase Numeralia (F)NU

- Berkategori Frase Presposisi Pre

- Berkategori verba atau Frase Verba (F)V

1) Orang itu guru saya------------------------------- (F)N

2) Orang itu jujur------------------------------------ (F)A

3) Usia orang itu lima puluh tahun------------------ (F)NU

4) Rumah orang itu di Cirebon---------------------- F. Pre

5) Orang itu duduk---------------------------------- Verba

6) Orang itu membeli buku-------------------------- Verba

7) Orang itu membelikan saya buku----------------- Verba

8) Orang itu membaca------------------------------- Verba

9) Orang itu menjadi ketua RT---------------------- Preposisi

10) Orang itu berasal dari celeng--------------------- Preposisi

Ciri intonasinya:

- Jika mengikuti subjek intonasinya menurun

- Jika mendahului subjek intonasinya naik turun

Kalimat Infrensi

Kalimat suruh terbagi menjadi:

1. Kalimat perintah

2. Kalimat ajakan------------------------ Ciri segmentalnya ada kata ayo, mari.

3. Kalimat pelarangan------------------- Ciri segmentalnya ada kata jangan.


DAFTAR PUSTAKA
Ali, Hasan, dkk. 1999. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Chaniago, Arman, Y S. 1997. Pribahasa Indonesia untuk Pendidikan Dasar Menengah dan Umum. Bandung: Pustaka Setia.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1993. Kurikulum Sekolah Menengah Umum GBPP Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Proyek peningkatan Mutu SMU.

Depertemen pendidikan dan Kebudayaan. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1999. Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Jakarta: Pustaka pembinaan dan Pengembangan bahasa.

Keraf, Gorys. 1994. Terampil Berbahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Kref Groys. 1980. Tata Bahasa Indonesia untuk SLTA. Ende Flores: Nusa Indah.

Kref Groys. 1999. Eksposisi. Jakarta: Grasindo.

Kref Groys. 1993. Komposisi. Ende Flores: Nusa Indah.

Kref Groys. 1993. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia.

Nurgiyantoro, Burhan. 1998. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University.

Syafiie, Imam dan Imam Subana. 1993. Terampil Berbahasa Indonesia I. Jakarta: Depdikbud.

Sugito. 1996. Ebtanas dan UMPTN Teori Singkat, latihan dan pembahasan. Jakarta: Erlangga.

Supriyadi, dkk. 1986. Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia 4, modul – 9. Jakarta: Universitas Terbuka.